Tangerang, 2 Desember 2025 — PPPA Daarul Qur’an bersama Institut Daarul Qur’an (IDAQU) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Jalan Juang Sahabat Tuli Menemukan Cahaya Al-Qur’an” sebagai bagian dari peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat dakwah dan pendidikan Al-Qur’an yang inklusif, khususnya bagi komunitas Tuli di Indonesia.
Acara yang berlangsung di Kampus Institut Daarul Qur’an Tangerang ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dari berbagai lembaga. Dari Kementerian Agama Republik Indonesia hadir Ibu Nur Uyun sebagai perwakilan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag. Sementara dari BAZNAS RI hadir Dr. Ahmad Hambali, yang mewakili Prof. (H.C.) Dr. Zainulbahar Noor, S.E., M.Ec. Pemerintah Kota Tangerang turut hadir melalui Kepala Dinas Sosial, Mulyani, S.E., M.M., A.K., C.A. Hadir pula Ketua Umum Forum Zakat (FOZ), Wildhan Dewayana, S.T., M.Si., Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), H. Abdul Aziz Sidqi, MA, serta Direktur ZISWAF CT Arsa Foundation, Dr. H. M. Wahib MH, M.Si. Acara juga dihadiri oleh Direktur Utama Laznas PPPA Daarul Qur’an, Dwi Kartika Ningsih, S.E.I., M.M., serta Rektor Institut Daarul Qur’an dan Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara, Dr. Muhammad Anwar Sani, S.Sos.I., M.E. Seminar nasional ini mendapatkan antusiasme besar dari berbagai wilayah Indonesia.

Peserta mengikuti secara daring dan luring dari sembilan provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Lampung, Maluku Tengah, Sulawesi Selatan, Jakarta dan Banten. Berbagai komunitas Sahabat Tuli juga hadir, seperti Muslim Tuli Yogyakarta (MULIA), Forum Komunikasi Tuna Rungu Indonesia (FORKATRI), Muslim Tuli Lampung (MUTULAM), serta perwakilan dari sejumlah SLB. Selain itu, partisipasi dari perguruan tinggi turut mewarnai kegiatan ini, di antaranya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Salatiga, UNESA Surabaya, UPN Veteran Jawa Timur, IAIN Bone Sulawesi Selatan, STAIFA, STAI Al-Falah, hingga Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Dalam sambutannya, Rektor Institut Daarul Qur’an, Dr. Muhammad Anwar Sani, menegaskan bahwa dakwah Al-Qur’an harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Ia menekankan bahwa Sahabat Tuli telah memberikan teladan tentang keteguhan dan semangat untuk dekat dengan Kalam Ilahi, meski harus menghadapi keterbatasan fisik. Menurutnya, Daarul Qur’an berkomitmen untuk terus mengembangkan dakwah yang inklusif serta menghadirkan pendidikan Qur’an yang ramah bagi penyandang disabilitas. Komitmen tersebut diwujudkan melalui kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, komunitas, lembaga zakat, serta berbagai pihak yang mendukung gerakan dakwah inklusif.

Seminar ini mendorong penguatan ekosistem pemberdayaan bagi penyandang disabilitas melalui program literasi Qur’an berbasis bahasa isyarat, pelatihan guru mengaji untuk komunitas Tuli, dan pengembangan kurikulum inklusif di berbagai lembaga pendidikan. Para narasumber sepakat bahwa inklusi dalam dakwah merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan nilai kemanusiaan yang adil dan menghargai keragaman.
Melalui kegiatan ini, PPPA Daarul Qur’an dan Institut Daarul Qur’an berharap berkembangnya program-program lanjutan yang lebih strategis dalam menghadirkan Indonesia yang ramah disabilitas. Gerakan ini menjadi bukti bahwa tidak ada satu pun lapisan masyarakat yang boleh tertinggal dari cahaya Al-Qur’an. Dengan meningkatnya sinergi berbagai pihak, Seminar Nasional ini menjadi tonggak penting dalam mengukuhkan gerakan dakwah inklusif sebagai gerakan nasional yang semakin kuat dan berdampak luas.
















