
Tangerang, 13 Juni 2025 — Program Studi Ilmu Hadis Institut Daarul Quran (IDAQU) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan diskursus keislaman yang kritis, kontekstual, dan penuh wawasan dengan menyelenggarakan seminar bertajuk “Membongkar Akar Radikalisme dan Terorisme dalam Kacamata Hadis”. Seminar ini diselenggarakan di aula utama kampus IDAQU Cipondoh dan menjadi salah satu agenda ilmiah penting yang berhasil menarik perhatian sivitas akademika dan masyarakat umum.
Seminar ini menghadirkan dua tokoh nasional dalam bidang studi keislaman dan hadis, yaitu Dr. Muhammad Najih Arromadloni, M.A., yang saat ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI Pusat, serta KH. Dr. Ahmad Fudhaili Hasyim, M.A., Pimpinan Jakarta Hadis Centre, yang telah lama aktif dalam kajian-kajian hadis kontemporer dan pemikiran Islam moderat. Kegiatan ini dipandu oleh Farhan Septyansah, mahasiswa aktif dan Kepala Divisi Pendidikan HMPS Ilmu Hadis, yang bertindak sebagai moderator.
Urgensi Kajian Hadis dalam Menangkal Paham Radikal
Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap fenomena radikalisme dan terorisme yang kerap mengatasnamakan agama, serta seringkali mendistorsi pemahaman terhadap sumber ajaran Islam, termasuk hadis. Program Studi Ilmu Hadis melihat pentingnya menyikapi persoalan ini secara ilmiah dan komprehensif melalui pendekatan akademik, guna membentuk kesadaran kritis di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.
Melalui seminar ini, para narasumber menyampaikan pentingnya memahami hadis secara utuh, baik dari sisi sanad (jalur periwayatan) maupun matan (isi/redaksi), agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan ajaran Islam. Disampaikan pula bagaimana beberapa kelompok ekstrem telah menyalahgunakan potongan hadis untuk melegitimasi tindakan kekerasan dan permusuhan, tanpa mempertimbangkan konteks historis dan maqashid syariah (tujuan hukum Islam).

Peserta Antusias Gali Wawasan Moderasi Islam Lewat Hadis
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai program studi, dosen, dan tamu undangan dari komunitas keislaman di sekitar kampus. Selama sesi berlangsung, peserta tampak aktif dalam berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kritis yang menunjukkan semangat untuk memahami Islam dari perspektif yang inklusif dan damai.
Melalui pemaparan yang sistematis dan berbasis data, seminar ini memberikan pemahaman baru tentang bagaimana pendekatan ilmu hadis yang benar mampu menjadi benteng terhadap penyimpangan ideologi yang menyimpang dari nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Diskusi juga menyoroti pentingnya keterlibatan generasi muda, khususnya mahasiswa ilmu keislaman, dalam membangun narasi keagamaan yang moderat, toleran, dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta semangat kebangsaan.
Mewujudkan Mahasiswa Hadis yang Kritis dan Solutif
Seminar ini tidak hanya menjadi ruang ilmiah, tetapi juga ruang pergerakan intelektual yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan bertindak solutif dalam menghadapi tantangan zaman. Dalam konteks pendidikan tinggi, kegiatan seperti ini merupakan bentuk nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam hal pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
Program Studi Ilmu Hadis IDAQU terus berupaya mengembangkan kapasitas intelektual mahasiswa melalui forum-forum diskusi ilmiah yang relevan dengan isu-isu aktual. Dengan latar belakang IDAQU sebagai kampus berbasis nilai-nilai Qur’ani, pendekatan yang digunakan pun selalu menekankan pentingnya keselarasan antara nash (teks) dan konteks dalam memahami Islam.
Langkah Strategis Membangun Moderasi Beragama
Penyelenggaraan seminar ini menjadi bagian dari kontribusi nyata IDAQU dalam mendukung gerakan nasional moderasi beragama yang dicanangkan oleh pemerintah dan berbagai lembaga keagamaan. Dengan menggali akar radikalisme dari sumber-sumber keislaman secara akademik, seminar ini memberikan gambaran bagaimana umat Islam dapat meneguhkan ajaran agamanya tanpa harus terjebak dalam ekstremisme.
Kegiatan ini ditutup dengan ajakan untuk terus melanjutkan kajian-kajian ilmiah sejenis yang dapat memperkaya khazanah keilmuan Islam dan menjadikan mahasiswa Ilmu Hadis sebagai agen perubahan yang berpikir jernih, bertindak bijak, dan membawa pesan Islam yang damai ke tengah masyarakat.