Dua pengajar kaligrafi di Idaqu yaitu Ustad Alim Gema Alamsyah dan Ustad Syekh Belaid Hamidi Al-Maghribi. Salah satu dari beliau, yaitu Syekh Belaid Hamidi Al-Maghribi membagikan kisahnya kepada para peserta kaligrafi tentang pengalaman uniknya saat menulis mushaf Al Qur’an. Kemahiran Beliau menulis kaligrafi ini dituangkan dalam penulisan Mushaf Al Qur’an yang kini sudah mencapai 8 Mushaf.
Beliau sangat terkesan saat penulisan Mushaf ke-4 yang hanya memakan waktu penulisan sekitar 6 bulan, padahal biasanya memakan waktu sampai 1,5 tahun. Tapi pengalaman penulisan mushaf kali ini berbeda, Beliau merasa bahwa seakan-akan malaikat Allah hadirkan untuk memudahkan tangannya menulis mushaf tersebut, sehingga Beliau tidak merasakan lelah.
Beliau meyakini bahwa mendalami khot dalam kaligrafi Al Qur’an membawa ketenangan dan kedamaian dalam dirinya serta mendatangkan banyak keajaiban.
Beliau juga menceritakan Syekh dari para Syekh yang menekuni kaligrafi saat sakaratul maut, menurut penuturan beliau, ada hal yang sagat disesali oleh Syekh tersebut, bukan menyesali kematian, melainkan Ia menyesali karena Ia belum banyak menygetahui rahasia-rahasia yang terdapat dalam ilmu Kaligrafi.
Dari pengalaman serta cerita-cerita tersebut, Syekh Belaid Hamidi Al-Maghribi meminta kepada para peserta untuk semangat dan tidak mudah menyerah.
Beliau juga menyampaikan bahwa “Amalan yang dicintai Allah adalah yang terus menerus meski sedikit”, ini dimaknai bahwa alangkah baiknya kita istiqomah dalam melakukan suatu amalan, bukan melakukan amalan besar namun hanya sekali waktu.
Begitupun dengan belajar Kaligrafi, latihan yang terus menerus meski hanya 20 menit akan memberikan banyak manfaat untuk perkembangan kita. Hal ini juga berlaku untuk amalan-amalan yang lain, seperti belajar dan lainnya. Dari sini kita belajar bahwa sesuatu yang istiqomah adalah yang dicintai Allah dan memberikan banyak keberkahan. (Idaqu/ Feny)