Scroll Top
19th Ave New York, NY 95822, USA

WTN 2025 : Miftahul Irsyad Nahkodai WTN 2025

Ketua Pelaksana Irsyad

Tangerang, 18 Juni 2025 — Menjadi bagian dari perhelatan akbar Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) merupakan kehormatan besar bagi siapa pun yang terlibat. Namun, menjadi Ketua Pelaksana dari acara nasional yang mempertemukan ratusan hafiz dan hafizah se-Indonesia bukanlah tugas ringan. Peran inilah yang diemban oleh Miftahul Irsyad, mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah (MBS) angkatan 2020 Institut Daarul Qur’anJakarta (IDAQU), dengan penuh semangat dan tanggung jawab.

Dikenal sebagai pribadi yang aktif dan penuh semangat, Irsyad begitu ia akrab disapa merasa bersyukur sekaligus tidak menyangka mendapat amanah besar ini. “Alhamdulillah senang dan bersyukur, meskipun awalnya tidak percaya bisa memimpin acara sebesar ini. Tapi saya yakin, ini tantangan sekaligus ruang belajar yang sangat berharga,” ujarnya.

Tema Penuh Makna: “Hadiah Terindah untuk Orang Tua”
WTN 2025 mengusung tema “Hadiah Terindah untuk Orang Tua”, sebuah pesan mendalam yang ingin disampaikan kepada seluruh peserta dan tamu undangan. Menurut Irsyad, tema ini bukan sekadar simbol, tetapi niat yang tulus dari para santri untuk mempersembahkan hafalan mereka sebagai bentuk bakti kepada kedua orang tua yang telah mendoakan dan menyekolahkan mereka di pesantren.

“Ini bukan sekadar wisuda. Ini adalah persembahan. Hadiah spiritual yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang turut menyaksikan buah perjuangan anak-anak penghafal Al-Qur’an,” tuturnya.

Tantangan dan Jumlah Peserta yang Luar Biasa
Tahun ini, WTN 2025 diikuti oleh 385 peserta dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan peserta terjauh berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Mengatur alur acara untuk ratusan orang tentu menjadi tantangan besar, terlebih lagi dalam hal menjaga komunikasi dan menyampaikan konsep acara secara menyeluruh kepada semua tim pelaksana.

“Menjaga alur komunikasi antarpanitia itu jadi tantangan tersendiri. Terlebih panitia berasal dari banyak divisi, mulai dari perlengkapan, konsumsi, media, hingga protokol. Koordinasi harus matang dan efisien,” jelas Irsyad.

Kebersamaan Panitia Jadi Kenangan Terindah
Meskipun diwarnai tekanan dan kesibukan tinggi, ada hal yang justru menjadi kenangan manis: kebersamaan para panitia. Irsyad menyoroti dedikasi luar biasa dari tim perlengkapan, tim media, dan seluruh bagian teknis lainnya. Mereka rela meluangkan waktu, tenaga, bahkan waktu istirahat demi kelancaran acara.

“Yang paling berkesan justru kebersamaan itu. Lelah, tapi semua saling bantu. Kami belajar bekerja sama, saling menguatkan, dan bergerak untuk satu tujuan,” ungkapnya.

Pelajaran Berharga sebagai Alumni
Mengelola sebuah acara nasional mengajarkan Irsyad banyak hal. Sebagai calon alumni, ia merasakan betul bahwa mempersiapkan sebuah kegiatan besar tak semudah yang terlihat. Banyak kendala muncul, baik saat persiapan maupun saat pelaksanaan.

“Terkadang rencana A harus diganti menjadi rencana B, dan seterusnya. Tapi di situlah letak pelajarannya—tentang adaptasi, tanggung jawab, dan kepemimpinan,” ucapnya.

Harapan untuk Para Hafiz dan Hafizah
Menutup keterlibatannya dalam WTN 2025, Irsyad menyampaikan harapan besarnya kepada para wisudawan dan wisudawati. Ia berharap para penghafal Al-Qur’an yang telah resmi diwisuda tidak hanya berhenti sampai di titik itu, tetapi terus meningkatkan kualitas hafalannya dan menjaganya hingga akhir hayat.

“Semoga hafalan ini bukan sekadar simbol di dunia, tapi menjadi cahaya penyelamat di akhirat kelak. Itu yang paling penting,” pungkasnya.

Kisah Miftahul Irsyad adalah bukti nyata bahwa mahasiswa IDAQU tidak hanya unggul dalam aspek akademik dan spiritual, tetapi juga dalam kepemimpinan dan pengabdian. Menjadi Ketua Pelaksana Wisuda Tahfizh Nasional adalah langkah besar yang tidak hanya meninggalkan jejak di kampus, tapi juga menorehkan prestasi dalam lintasan hidup yang lebih luas.

Related Posts