Scroll Top
19th Ave New York, NY 95822, USA

Semangat Literasi di Usia Senja

Adalah Pak Oding Sudjana, salah seorang Mahasiswa Idaqu berusia 66 tahun yang terus semangat menimba ilmu di usia senjanya. Umur seakan bukan lagi menjadi sebuah penghalang baginya. Beliau kelahiran Jawabarat, sedangkan bapaknya berasal dari Makasar dan Ibunya berasal dari Bima NTB.

Beliau berkarir sebagai PNS di bidang administrasi selama 30 tahun. Selama itu pula beliau telah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 nya. Namun kini, setelah pensiun beliau ingin lebih mendalami dan belajar lebih banyak tentang agama hingga akhirnya ia memilih untuk mendaftar sebagai mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.

Pagi ini, beliau datang ke kampus diantar cucunya untuk membayar biaya administrasi perkuliahan. Dengan semangat beliau mendatangi kami untuk menyelesaikan hajatnya. Selain itu, beliau juga menceritakan kesan, serta hal-hal apa yang ia dapat selama kuliah.

“Bu, setelah saya mengikuti perkuliahan hadits, saya jadi tahu ternyata shalat tepat waktu itu pahalanya paling banyak daripada di waktu yang lain. sekarang saya jadi semangat untuk sholat tepat waktu.” tuturnya dengan semangat.

Dengan semangat beliau juga bercerita bahwa beliau memiliki hobi untuk mengumpulkan buku. Ada berbagai macam buku di rumahnya dan beliau simpan rapih di lemari-lemari bukunya. Saat senggang beliau akan mulai membaca dan akan menanyakan apabila ada hal yang belum dipahami, khusunya dalam mata kuliah bidang keagamaan.

Semangatnya tak hanya sampai disitu, beliau sering meminta cucunya untuk mengantarkannya pergi ke toko buku untuk memenuhi referensi setiap mata kuliah. Ketika kebingungan mencari buku maka beliau akan meminta tolong kepada orang lain untuk membantunya mencari buku.

Sungguh semangat literasi yang sangat luar biasa yang pak Oding tunjukan kepada kita semua, usia senja bukan penghalang baginya untuk mencari ilmu dan menambah wawasan. Data dari UNESCO menunjukkan bahwa minat baca Indonesia pada tahun 2016 masih sangat rendah yaitu sekitar 0,01 % dan berada di urutan terbawah kedua yaitu urutan 60 dari 61 negara.

Disini kita belajar, jangan sampai kita kalah semangat literasi dan jangan sampai lengah belajar di masa muda. (Idaqu/Feny)