Scroll Top
19th Ave New York, NY 95822, USA
PEMIMPIN: ORANG BAIK ATAU PENYERU KEBAIKAN?
Custom Excerpt

Kesuksesan tidak hanya datang dari internal saja, namun juga datang dari eksternal (hal lain di luar), misalnya doa-doa orang lain yang ikut menyumbang dalam suatu kesuskesan. Dan kesuksesan seseorang berkait erat dengan kepemimpinan.

Motivasi Leadership via Daring oleh Rektor Institut Daarul Qur’an

Membahas tentang Pemimpin, banyak orang beranggapan bahwa mereka tidak bisa menjadi pemimpin. Namun sejatinya, setiap orang adalah pemimpin.

Lalu, bagaimana sebaiknya ketika kita menjadi seorang pemimpin? Apakah cukup hanya menjadi orang baik? atau apakah harus menjadi penyeru kebaikan? Dan apakah makna dari keduanya sama atau berbeda?

Menurut Imam Ibnu Qudamah, Orang Baik melakukan kebaikan hanya untuk dirinya, sedangkan Penyeru Kebaikan mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain.

Orang baik itu dicintai manusia, sedangkan penyeru kebaikan dimusuhi manusia. Misalnya Rosulullah ketika berdakwah dicintai oleh umat muslim, namun ketika menyeru kebaikan beliau juga dimusuhi.

Mengapa demikian? Berikut adalah contoh nyata yang telah terjadi.

Rasulullah sebelum diutus sebagai Rasul, Beliau dicintai kaumnya karena Beliau adalah orang baik. Namun, ketika Allah Ta’ala mengutusnya sebagai penyeru kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya sebagai tukang sihir, pendusta, dll.

Itulah sebabnya kenapa Luqman al Hakim menasihati anaknya agar Bersabar ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan. Disebutkan dalam Al Qur’an QS Lukman: 17 Lukman berkata “Hai anakku tegakkan shalat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu”.

Berkata Ahlul Ilmi: “Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik (yang tidak menyerukan kebaikan).”

Sesungguhnya melalui penyeru kebaikan itulah, Allah menjaga umat ini. Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri. Seorang pemimpin harus selalu kreatif dan mampu berinisiatif untuk kemaslahatan yang dipimpinnya. Maka marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadi penyeru kebaikan.

Dengan demikian, Pemimpin itu bukan hanya baik tapi juga menjadi mampu menjadi penyeru kebaikan. (Idaqu/Feny)

Sumber Tulisan: Motivasi Leadership dari Rektor Institut Daarul Qur’an.