Scroll Top
19th Ave New York, NY 95822, USA
Mengapa kita masih diuji?
Custom Excerpt

Ditulis oleh Putri Nurina, MA.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Daarul Qur’an.

Manusia sedang Diuji

­Tahun 2020 akan dikenang oleh sejarah sebagai tahun yang penuh dengan perjuangan, yaitu perjuangan dunia dalam menghadapi wabah virus Covid-19. Pada saat-saat seperti ini banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini dan kita harus memahami bahwa ini adalah nikmat yang Allah berikan kepada kita. Tentunya banyak sekali hal positif yang bisa kita ambil. Karena tidak ada keputusan Allah yang tidak mengandung unsure kebaikan. Khususnya kepada kita, hamba Allah yang senantiasa beriman dan bertakwa.

Datangnya Covid-19 ini adalah ujian dari Allah. Namun banyak dari kita bertanya, mengapa kita masih diuji. Bahkan mungkin ada sebagian dari kita berbisik “aku ini kurang apa?’, “bangsa ini kurang apa?” tapi ketahuilah walaupun kita tergolong orang-orang yang beriman sekalipun, kita pasti akan tetap mendapatkan ujian sebagaimana firman Allah di dalam surat Al-Ankabut ayat 2-3:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Keimanan dan Ujian

Jika kita dalami ayat di atas, sebenarnya manusia seringkali mempunyai pemikiran bahwa kita ini sudah beriman, lalu mengapa kita masih diuji? Ketahuilah, justru orang yang beriman itu adalah orang yang rentan diuji oleh Allah SWT. Ibaratnya seperti orang yang sekolah, pasti akan menempuh ujian. Dapat dianalogikan dengan anak yang sedang sekolah, misalnya anak tersebut tidak ikut ujian, tentu anak tersebut akan bertanya kepada pihak sekolah, mengapa saya tidak ikut ujian?

Begitupun dengan kita, harusnya kita takut jika tidak diuji oleh Allah, karena orang-orang yang tidak diuji oleh Allah itulah orang-orang yang terancam dilupakan Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS Al-An’Amayat 44:

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputusasa.

Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa jika Allah sudah membiarkan seseorang dalam keadaan terus-menerus bermaksiat, berbuat dosa dan mengabaikan perintah Allah, maka sesungguhnya orang itu sedang diperbudak oleh dunia sehingga lupa akan kematian yang pasti akan datang. Ini adalah kesengajaan Allah untuk orang-orang yang inkar dari perintah Allah. Allah hanya menunda semua bentuk azab-Nya.

Bagaimana Cara Menghadapi Ujian?

Kembali lagi kepada point bagaimana cara menghadapi ujian yang Allah berikan, tentunya kita tidak perlu khawatir yang berlebihan, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Penting untuk kita renungkan ayat Allah QS Al-Baqarah ayat 155:

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.

Allah katakan, sedikit lapar, sedikit kurang, Cuma sedikit, sehingga jika ada yang mengatakan ujianku ini berat sekali, maka berarti ada yang salah dalam diri kita. Kitalah orang yang tidak tahu diuntung, kita tidak mengenal siapa diri kita. Karena Allah sudah jelas menerangkan dalam kitabnya yang mana sudah tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Kita harus menjadi orang yang bertakwa. Karena orang yang bertakwalah yang tidak pernah ragu akan ayat-ayat Allah.

Ujian yang Allah datangkan saat ini yaitu berupa virus Covid-19 adalah ujian yang sedikit, sedikit sulit, sedikit bersosialisasi, sedikit lapar. Bukankah sudah sekian tahun kita bisa hidup dengan makan enak sampai kenyang, hidup nyaman di luar rumah, ngopi di café bersama teman, jalan-jalan ke mall bersama keluarga. Kita sudah merasa hidup dengan bahagia selama ini, nah saat ini kita diminta untuk sedikit merenung, sedikit bersabar dengan keadaan yang sebaliknya. Maka bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.