Ditulis oleh Dzikran Amnar Mutholib, Lc., M.A (Wakil Rektor I Institut Daarul Qur’an)
Mungkin selama ini kita malu melakukan dosa di depan teman-teman kita, malu bermaksiat didepan anak dan istri kita, malu melakuknnnya dihadapan orang-orang yang kita kenal, akan tetapi kita tidak takut dan malu kepada Dzat yang maha melihat yg mengetahui isi hati kita dan keinginan hawa nafsu kita sebelum kita melakukannya.
Kita mengaku cinta kepada Allah tapi maksiat dan dosa masih terus terusan kita lakukan tanpa adanya rasa takut kepada Allah bahkan istigfar dan ampunan Allah pun jarang kita pinta, padahal Allah lah dzat maha pengampun yang sangat gembira dengan taubat hambanya, yang sayang kepada hambanya melebihi sayangnya seorang ibu kepada bayinya.
selama ini kita takut datang terlambat ke kantor, malu dengan atasan kita, tapi kita tidak pernah takut dan malu terlambat shalat shubuh, tidak malu kalau kita melakukan hal-hal yang keji dan dosa disaat tidak ada orang yang melihat kita.
Mari kita renungkan 5 perkara yang diajarkan seorang ulama salaf, ahli zuhud yang bernama Ibrahim bin adham kepada seorang pemuda (kitab tawwabiin li ibnu qudamah) ;
روي أن رجلا جاء إلى إبراهيم بن أدهم فقال له: “يا أبا إسحاق إني مسرف على نفسي فاعرض علي ما يكون لها زاجرا ومستنقذا لقلبي”. قال: “إن قبلت خمس خصال وقدرت عليها لم تضرك معصية ولم توبقك ثنا لذة”. قال: “هات يا أبا إسحاق”.
Dikisahkan seorang laki-laki menghadap Ibrahim bin Adham, Lelaki tersebut berkata kepadanya, “Wahai Aba Ishaq, Sungguh saya telah menjerumuskan diri saya dalam kemaksiatan dan dosa. Oleh karena itu, tolong berikan saya resep untuk mencegahnya.” Ibrahim bin Adham berkata kepadanya, “Jika engkau mampu melakukan 5 perkara, engkau tidak akan menjadi ahli maksiat dan tidak berkeinginan untuk melakukannya lagi.” Lelaki tersebut berkata, “Tolong beritahu kepadaku wahai aba ishaq’ ??
قال: “أما الأولى فإذا أردت أن تعصي الله عز وجل فلا تأكل رزقه”. قال: “فمن أين آكل وكل ما في الأرض من رزقه؟”. قال له: “يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتعصيه؟!”. قال: “لا،هات الثانية”
Ibrahim bin Adham berkata ;
- Ketika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka janganlah engkau makan sedikit pun dari rezeki Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lelaki tersebut heran kemudian dia bertanya, “bagaimana aku makan padahal semua rezeki berasal dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Ibrahim berkata, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau makan rezeki-Nya padahal engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang kedua, wahai Ibrahim!”
. قال: “وإذا أردت أن تعصيه فلا تسكن شيئا من بلاده”. قال الرجل: “هذه أعظم من الأولى يا هذا، إذا كان المشرق والمغرب وما بينهما له فأين أسكن؟!”. قال: “يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتسكن بلاده وتعصيه؟!”. قال: “لا،هات الثالثة”
- Jika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka janganlah engkau tinggal di bumi-Nya.” Lelaki tersebut terheran-heran melebihi yang pertama, seandainya timur dan barat dan sekelililngnya milik Allah, maka dimana aku akan tinggal” Ibrahim menjelaskan kepadanya, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau tinggal di bumi-Nya sedangkan engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang “ketiga, wahai Ibrahim!”
. قال: “إذا أردت أن تعصيه وأنت تحت رزقه وفي بلاده فانظر موضعا لا يراك فيه مبارزا له فاعصه فيه”. قال: “يا إبراهيم كيف هذا وهو مطلع على ما في السرائر؟!”. قال: “يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتسكن بلاده وتعصيه وهو يراك ويرى ما تجاهره به؟!”. قال: “لا، هات الرابعة”
- Jika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kamu diatas rezeki dan tinggal bumiNya, maka carilah tempat di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak dapat melihatmu, lalu berbuatlah maksiat di tempat itu!” Lelaki tersebut berkata, “Bagaimana Anda bisa mengatakan hal tersebut wahai Ibrahim? Padahal Allah Maha Mengetahui hal-hal rahasia (Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi). Ibrahim menjelaskan kepadanya, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau diatas rezeki dan tiggal dibuminNya dan dia maha melihat diatas segala sesuatu sedangkan engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang keempat, wahai Ibrahim!”
. قال: “إذا جاءك ملك الموت ليقبض روحك فقل له أخرني حتى أتوب توبة نصوحا وأعمل لله عملا صالحا”. قال: “لا يقبل مني”. قال: “يا هذا فأنت إذا لم تقدر أن تدفع عنك الموت لتتوب وتعلم أنه إذا جاء لم يكن له تأخير فكيف ترجو وجه الخلاص؟!”. قال: “هات الخامسة”.
- Jika malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu, maka katakanlh padanya, ‘Tundalah kematianku sampai waktu tertentu!’ Lelaki tersebut bertanya, “Bagaimana bisa tentu ia tidak mengizinkannya. Ibrahim bin Adham menjeaskan kepadanya, “Jika engkau telah menyadari bahwa engkau tidak bisa meminta penangguhan azab supaya engkau bisa bertaubat dan beramal sholeh, lantas mengapa engkau masih mengharap keselamatan?” Dia menjawab, “Iya. Lalu apa yang kelima wahai Ibrahim?”
قال: “إذا جاءتك الزبانية يوم القيامة ليأخذونك هذا إلى النار فلا تذهب معهم”. قال: “لا يدعونني ولا يقبلون مني”. قال: “فكيف ترجو النجاة إذًا؟!”. قال له: “يا إبراهيم حسبي حسبي، أنا أستغفر الله وأتوب إليه”. ولزمه في العبادة حتى فرق الموت.
- Apabila malaikat Zabaniyah mendatangimu untuk menyeretmu ke neraka Jahannam, maka janganlah engkau ikut mereka. Lelaki tersebut berkata “tentulah ia tidak mengizikannya” berkata Ibrahim, jika demikian bagaimana engkau mengharap keselamatan dihari itu , maka sepontan lelaki tersebut mengatakan cukup, cukup Ibrahim. Saya memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya. Akhirnya dia senantiasa beribadah sampai meninggal dunia.”
Semoga 5 renungan ini bisa membuat kita lebih istiqomah dalam menjalankan perintah-perintah Allah subhanahu wata’ala dan semoga kita takut dan malu kepadaNya mebihi takut dan malunya kita kepada makhluqNya dan semoga Allah memberikan kita akhir yang baik yang husnul khotimah..amin amin ya rabbal ‘alamin…