“Kisah Anak Pemburu Makanan Sisa”
Oleh M. Anwar Sani, S.Sos. I., ME selaku Rektor Institut Daarul Qur’an
Dua orang anak berada di luar ruang kaca sebuah restoran siap saji, tatapan matanya tertuju pada meja-meja restoran yang bertumpuk bekas makanan. Mereka berpacu dengan pramusaji yang dengan cepat akan membereskan sisa makanan setelah tamunya meninggalkan meja tempat makannya. Jika ada makanan sisa mereka langsung menghampiri dan mambawanya keluar restoran.
Bahkan seberapa pun makanan yang didapat, mereka bagi dengan dua orang temannya yang menanti di sudut parkiran. Pemandangan ini terlihat jelas karena memang restoran siap saji ini menggunakan kaca bening yang memperlihatkan kenyamanan, serta kelezatan makanan di dalamnya. Tentunya niatan dari restoran tembus pandang ini agar menarik orang-orang yang berada di luar agar masuk dan membeli makanan. Tak terkecuali orang-orang yang tak berduit, melihat pemandangan itu tentu mereka pun ingin sekali menikmati santapan istimewa itu.
Bedanya, bagi yang punya uang mereka bisa masuk dan beli makanan, namun yang tak berduit hanya mampu memandanginya saja. Gerilya dua anak itu terkadang sukses namun sering juga tak membuahkan hasil. Bahkan mereka memberanikan diri masuk ruang restoran untuk memburu bekas makanan sebelum diberesin oleh pramusaji. Dengan ikhtiarnya itu mereka begitu ceria, tidak terlihat sama sekali wajah sedih di raut mukanya. Kecerian begitu berbinar manakala mereka mendapati sisa makanan yang masih bisa dimakan.
Disaat mereka bergerak bak detektif, ada seorang laki-laki paruh baya memanggil dan mempersilahkan duduk, dua orang temannya yang ada diluar pun juga dipanggil untuk ikut duduk di restoran itu. Mereka berempat akhirnya duduk di bangku mewah restoran. Sebenernya sih nggak mewah buat banyak orang, tapi buat anak-anak itu menjadi istimewa rasanya bisa duduk di restoran tembus pandang.
Mereka begitu ceria, disaat seorang ibu (istri bapak tadi) memesankan menu untuknya. Dan disaat pesanannya datang mereka menyambut dengan tatapan mata seolah nggak sabar untuk segera menyantap makanan “istimewa” hari ini. Subhanallah.. Inilah kebahagiaan, ternyata kebahagiaan itu bukan hanya dirasakan anak-anak itu, namun orang yang berbagi pun merasakan kebahagiaan yang mendalam, bahkan terlihat mereka menitikkan air mata tanda bahagia.
Makanan sisa ternyata bisa membahagiakan, apalagi makanan dengan menu terbaik pasti terasa begitu istimewa buat mereka. Begitu pun arti kebahagiaan bagi orang yang bisa menikmati makanan lezat, ternyata akan nikmat itu akan terasa lebih lezat disaat bisa berbagi kenikmatan.