
Mahasiswa sejati tahu, kuliah bisa selesai… tetapi belajar tidak akan pernah selesai. Wisuda hanyalah momen sesaat, bukan garis akhir perjalanan ilmu. Justru setelah toga dilipat rapi, universitas yang sesungguhnya dimulai—yaitu universitas kehidupan.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah para ulama (orang-orang berilmu).”
(QS. Fāṭir: 28)
Ayat ini mengingatkan kita, bahwa ilmu sejati bukan sekadar tumpukan teori, tapi cahaya yang menumbuhkan rasa takut dan tunduk kepada Allah. Ilmu yang sejati adalah ilmu yang menghidupkan jiwa, bukan hanya menambah gelar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar yang menjadi panutan umat. Suatu ketika, beliau terlihat membawa tinta dan kertas di usia yang sudah senja. Orang bertanya dengan heran, “Wahai Imam, sampai usia ini pun engkau masih menulis dan belajar?” Imam Ahmad menjawab singkat, “Ma‘al mihbarah ilal maqbarah — bersama tinta, hingga ke liang lahat.” Artinya, beliau tidak pernah berhenti belajar sampai akhir hayatnya.
Begitu mulianya orang berilmu, sampai-sampai cahaya mereka diibaratkan seperti bulan yang menjadi penerang di kegelapan. Karena itu, mahasiswa sejati bukan sekadar mengejar nilai, bukan hanya menunggu hari wisuda, tetapi terus menyalakan semangat belajar sepanjang hayat.
Ilmu bukan hanya apa yang ada di ruang kuliah. Ia bisa lahir dari diskusi, dari pengalaman, dari perjumpaan dengan orang lain, bahkan dari pahitnya kegagalan. Setiap peristiwa dalam hidup adalah pelajaran. Setiap orang yang kita temui bisa menjadi guru.
Ingatlah, ijazah bisa lusuh dan gelar bisa dilupakan, tetapi ilmu yang bermanfaat akan terus hidup bahkan setelah jasad kita terkubur. Itulah mengapa wisuda sejati bukan ketika kita menerima toga di panggung, melainkan ketika kita menutup mata dalam keadaan membawa ilmu yang diamalkan dan manfaat yang terus mengalir.
Maka, jadilah mahasiswa sejati. Teruslah belajar, jangan berhenti hanya karena kalender akademik berkata “selesai.” Hidup ini terlalu luas untuk dihentikan oleh selembar kertas bernama ijazah.
Bismillah… mari kita sama-sama belajar, hingga akhir hayat tetap tercatat sebagai mahasiswa sejati.
Salam..
Dr. Muhammad Anwar Sani, S.Sos.I, M.E.
Rektor Institut Daarul Qur’an